JAKARTA – Dampak pandemi Covid-19 di tahun 2020 tidak hanya berdampak kepada krisis kesehatan di beberapa negara. Wabah tersebut pun juga menimbulkan krisis perekonomian hingga beberapa negara harus tercebur ke jurang resesi akibat tak mampu menahan serangan penyebaran virus corona. Salah satu negara yang harus terkena resesi, yaitu Indonesia. Kini, akibat dari adanya gejolak perekonomian tersebut pun membuat beberapa sektor usaha mengalami kelesuan. Contohnya seperti bisnis properti di Tanah Air. Lalu bagaimana peruntungan dunia usaha di sektor properti pada tahun 2021 mendatang? Menurut Director Research Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus, pemulihan bisnis di sektor properti itu tergantung dari kapan dimulainya pendistribusian vaksin Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Dia menyebut, apabila penyaluran vaksin berjalan membaik pada kuarta I-2021, maka akan terjadi peningkatan penjualan pada kuartal II. Sehingga, semester kedua nanti kepercayaan pembeli di sektor ini sudah mulai menunjukkan adanya perbaikan.

“Jadi, perkiraan kita akan terjadi recovery secara perlahan mulai dari kuartal II dan semoga di semester II nantinya kondisinya semakin membaik,” kata Anton kepada Okezone.

Dia memprediksi pertumbuhan bisnis properti di tahun 2021 nanti bila memang situasi penanganan Covid-19 sudah mulai membaik, maka penjualannya akan naik 20% hingga 40% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Kalau perkiraan saya bisa jadi pertumbuhan antara 20-40% tahun depan. Di tahun ini gambaran kasarnya turunnya hampir 50% lebih dari tahun 2019, karena memang beberapa bulan ini penjualan sangat terbatas,” ujarnya.

Meski begitu, pertumbuhan bisnis di sektor properti pun harus dibarengi dengan kebijakan penawaran harga yang menarik dari pihak pengembang. Sebab, dirinya menilai perbaikan ekonomi masyarakat masih mengalami perlambatan pada tahun depan.

Dia mengimbau agar kepada seluruh pengembang berani menurunkan harga dari yang biasanya. Hal ini untuk menarik minat dari masyarakat agar mau membeli di tengah krisis yang masih berlangsung.

Kalau sudah dalam kondisi kayak gini harusnya (diskon) juga menarik. Tentu segala macam usaha harus dilakukan. Diskon yang ditawarkan itu belum cukup menarik dari proyek-proyek yang ada sekarang ini. Berani bikin harga yang menarik jualannya akan lebih sukses dari proyek-proyek sebelumnya,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Real Estate Indonesia (DPP REI) Paulus Totok Lusida menilai dari berbagai jenis properti, yang akan mengalami peningkatan penjualan paling cepat adalah sektor landed house. Pasalnya, peminatnya mulai terlihat positif sejak kuartal IV-2020.

“Yang paling cepat tumbuh di 2021 nanti adalah penjualan sektor perumahan. Diperkirakan kuartal I saja sudah mulai ada peningkatan,” kata Paulus.

Dia menilai bagi sektor apartemen, penyewaan kantor dan mal mungkin akan mengalami pemulihan cukup lama dari perumahan. Sebab, di tengah ketidakpastian ekonomi sekarang orang akan lebih memilih untuk membeli rumah ketimbang apartemen.

Kemudian, terkait penyewaan kantor dan mal, kata dia, pihak pengelola harus mencari cara untuk mengubah konsep yang akan ditawarkan. Misalnya, mempersempit ruangan-ruangan, karena pasti yang dibutuhkan belum kembali normal seperti biasanya.

“Untuk apartemen kita masih akan pikirkan terobosan apa yang harus ditawarkan pada 2021 nanti. Kalau penyewaan kantor dan mal, diperkirakan baru pulih pada 2022, sehingga mereka harus berpikir kreatif untuk menyesuaikan dengan keadaan sekarang,” katanya.

https://economy.okezone.com/read/2021/01/04/470/2338402/bagaimana-peruntungan-bisnis-properti-di-2021?page=2

Apartemen Tamansari Sudirman, Apartemen Tamansari Semanggi, Apartemen Thamrin Residence