JAKARTA, investor.id – Konsultan properti Colliers International Indonesia menyatakan, Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 4,8% hingga 5,8% tahun ini dengan didukung perbaikan sejumlah komponen penyusun Produk Domestik Bruto (PDB) diharapkan membawa dampak positif bagi sektor properti Indonesia. “Jika ekonomi membaik, semua sektor diharapkan yang melemah bisa mereda, termasuk real estate. Namun, pertumbuhan yang ditunggu-tunggu ini patut kita baca sebagai katalisator sektor properti karena dibutuhkan upaya yang luar biasa untuk mencapai pertumbuhan di atas 4,8% pada akhir tahun,” kata Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto, dalam siaran pers, Kamis (14/1). Menurut Ferry, kebangkitan properti mungkin tidak akan langsung terjadi pada 2021, namun diharapkan tahun ini menjadi tahun persiapan bagi para pengembang, pelaku usaha dan investor untuk memulai akselerasi bisnis. “Perkembangan vaksin juga memberikan sinyal positif bagi iklim investasi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” ujarnya. Terkait pembatasan aktivitas masyarakat di sebagian Jawa-Bali saat ini, kata Ferry, hingga saat ini, prediksi pertumbuhan ekonomi belum terlalu berpengaruh signifikan karena diberlakukan hanya dua minggu hingga 25 Januari 2021. Namun, dampak terhadap sektor properti terutama hotel dan ritel sangat signifikan. Pasalnya, isi regulasi juga terkait langsung dengan kelas aset tersebut. “Selama pembatasan tidak berkepanjangan, prediksi perbaikan ekonomi dan sektor properti masih terbuka,” katanya.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut ada beberapa syarat yang harus disiapkan agar pemulihan ekonomi bisa dipercepat. Salah satu syaratnya adalah dibukanya 15 sektor prioritas, termasuk sektor real estate. Menurut Ferry, Ini langkah yang baik, karena sektor yang diprioritaskan pertama kali dibuka adalah sektor yang sangat dekat dengan kebutuhan dasar masyarakat, seperti makanan dan minuman. Setelah sektor prioritas pertama mengalami perbaikan, maka sektor-sektor seperti real estate akan mengikuti, sehingga secara bertahap dapat meningkat dan benar-benar bangkit dan berkembang. “Jika perekonomian Indonesia membaik yang diikuti dengan pemenuhan kebutuhan pokok, sektor lain juga akan mengikuti, serta properti,” jelasnya. Oleh karena itu, menjadi penting ketika real estate mulai bergerak kembali, meski cukup lambat, jika persiapan dimulai sekarang, target pertumbuhan ekonomi 2021 perlahan akan pulih, dan sektor properti juga akan pulih. Ferry juga berharap bahwa, dengan berlakunya Undang-Undang Cipta Kerja, bisa memberikan dampak positif bagi kebangkitan properti. Omnibus Law harus diinterpretasikan dengan peraturan pelaksana (peraturan presiden dan/atau peraturan menteri) agar lebih pasti. “Omnibus diharapkan dapat membuka peluang yang lebih baik dan lebih besar sehingga investor asing tertarik untuk berinvestasi di Indonesia dan ini menjadi sinyal positif bagi sektor properti ke depan,” katanya. Tahun 2021, lanjut Ferry, mungkin tidak separah tahun lalu karena beradaptasi dengan keadaan di tahun 2020, dan persiapan tahun ini bisa lebih matang dan diperhitungkan. “Pada prinsipnya, 2021 bisa jadi tahun pertama dimaksimalkan kebangkitan properti. Tahun 2021 adalah tahun yang tepat untuk melakukan segala persiapan dan memperbaharui strategi agar pasar properti dalam dua hingga tiga tahun ke depan bisa lebih stabil dan menjanjikan,” ujarnya. Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id) Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul “2021, Tahun Persiapan Kebangkitan Properti”

Read more at: http://brt.st/70yS

https://investor.id/business/2021-tahun-persiapan-kebangkitan-properti
Apartemen Tamansari Semanggi, Apartemen Tamansari Sudirman, Apartemen Thamrin Residence